Kamis, 22 Desember 2011

Manajemen Wirausaha

Menurut A. Pakerti,Dalam berwirausaha senantiasa melibatkan dua unsur pokok, yaitu soal peluang dan soal kemampuan menggapi peluang. Hal ini dituangkan dalam teori:
1. Teori Ekonomi
Menyatakan bahwa wirausaha itu akan muncul dan berkembang kalau ada peluang ekonomi. Misalnya ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi dimasa depan merupakan peluang usaha. Disamping kebutuhan ekonomi, kemajuan teknologi juga membuka peluang usaha.

2. Teori Sosiologi
Para ahli sosiologi mencoba menerangkan mengapa berbagai kelompok social (kelompok ras, suku, agama, dan kelas sosial) menunjukkan tanggapan yang berbeda-beda atas peluang usaha. Mereka meneliti faktor-faktor sosial budaya yang menerangkan p-erbedaan kewirausahaan antara berbagai kelompok itu. Hagen mengemukakan teori bahwa dalam kelompok  itu orang didorong menjadi wirausaha karena sebagai kelompok mereka dipandand rendah oleh kelompok elite dalam masyarakatnya. Kelompok yang makin direndahkan kedudukan sosialnya makin besar kecenderungan kewirausahaannya.

3. Teori psikologis
Perintis teori psikologi adalah David McCleland, ia menalarkan adanya hubungan antara perilaku kewirausahaan dengan kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement atau nAch). Selanjutnya secara empiris ia menemukan korelasi positif antara kuatnya nAch dan perilaku wirausaha yang berhasil. nAch terbentuk pada masa kanak-kanak dan antaranya ditentukan oleh bacaan untuk Sekolah Dasar. Ini berarti itu harus ditanamkan sejak dini. Namun motif berprestasi bisa ditingkatkan melalui latihan pada orang dewasa.

4. Teori Perilaku
Wesper memandang perilaku wirausaha sebagai kerja. Ia menyimpulkan bahwa keberhasilan seseorang wirausaha tergantung dari :
a. Pilihan tempat kerjanya sebelum mulai sebagai wira usaha
b. Pilihan bidang usahanya, kerjasama dengan orang lain
c. Kepiawaian dalam mengamalkan manajemen yang tepat.

Ducker memandang kewirausahaan sebagai perilaku, bukan sebagai sifat kepribadian. Kewirausahaan adalah praktek kerja yang bertumpu pada konsep dan teori, bukan intuisi. Karena itu kewirausahaan dapat dipelajari dan dikuasai secara sistematik dan terencana. Ia menyarankan tiga macam unsure perilaku untuk mendukung berhasilnya praktek kewirausahaan :
a. Inovasi bertujuan
b. Manajemen-wirausaha
c. Strategi-wirausaha
Menurut Ducker dasar pengetahuan kewirausahaan adalah inovasi, artinya cara baru memanfaatkan sumber daya untuk menciptakan kekayaan. Untuk membuahkan inovasi kita memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi disekitar kita secara sistematis. Ini menyangkut kepekaan dan ketrampilan diagnostic, dua macam kemampuan yang bisa dipelajari lewat latihan.

Orang yang mendirikan perusahaan harus tahu manajemen dan cara mengamalkannya. Manajemen kewirausahaan mengutamakan empat hal:
a. Fokus dasar
b. Antisipasi kebutuhan keuangan
c. Menyiapkan dan menyusun tim manajemen puncak, jauh sebelum diperlukan
d. Penentuan peran di pendiri dalam hubungannya dengan orang lain.
Strategi wirausaha yang diperlukan untuk menempatkan diri dalam pasar:
a. Pemimpin yang dominan dalam pasar
b. Imitasi kreatif
c. Monopoli dengan produk atau jasa yang sangat khusus
d. Menciptakan konsumen baru dengan menciptakan produk dan jasa baru.

Teori perilaku beda dengan teori-teori yang dibicarakan sebelunnya karena mengutamakan kemampuan yang bisa dipelajari dan dikuasai sendiri oleh orang yang mau menjadi wirausaha. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya seorang wirausaha tidak terutama ditentukan  oleh faktor-faktor diluar kuasa dirinya, tetapi sebagian besar ditentukan sendiri olehnya.
Berpangkal dari teori perilaku, kita bisa berupaya mengembangkan wirausaha dengan keyakinan bahwa kewirausahaan bisa dipelajari dan dikuasai. Teori perilaku dibatasi oleh warisan sisial dan keturunan. Kewirausahaan adalah pilihan kerja, pilihan karier. Jadi untuk mengembangkan wirausaha kita bisa menciptakan peluang ekonomi dan peluang belajar kewirausahaan secara sengaja dan terencana.



Galih Permadi pratama/12114578/12.1b.24

Tidak ada komentar: