Kamis, 31 Mei 2012

Tingkatan Manajemen

Kebanyakan organiisasi memiliki tiga tingkatan manajemen yaitu  Tiingkat rendah,  Tingkat menegah dan Manajer tingkat atas. 

TOP LEVEL MANAJER
Terdiri dari direktur ,dewan direksi , presiden ,wakil presiden, CEO , dll.Mereka bertanggung jawab untuk mengendalikan dan mengawasi seluruh organisasi. Mereka mengembangkan tujuan , rencana strategis , kebijakan perusahaan , dan membuat keputusan pada arah bisnis.

MANAJER MENENGAH
Terdiri dari manajer umum , manajer cabang dan manajer departemen. Mereka bertanggung jawab kepada manajemen puncak untuk fungsi departemen mereka. Peran mereka dapat ditekankan sebagai pelaksan rencan organisasi dalam kesesuaian dengan kebijakan perusahaan dan tujuan manajemen puncak.Mereka mendefinisikan dan membahas info rmasi dan kebiijikan dari manajemen puncak ke manajemen yang lebih rendah dan yang paling penting mereka mengispirasi dan memberikan binbingan untuk manajer tingkat yang lebih rendah terhadap kenerja yang lebih baik . Beberapa fungsi meraka adalah sebaga berikut :
1.       Merencanakan dan melaksanakan kelompok yang efektif dan bekerja antar kelomppok dan sistem informasi
2.       Mendefinisikan dan pemantauan tingkat kelompok indikator kinerja
3.       Mendiagnosa dan menyelesaikan masalh dalam dan diantara kelompok kerja
4.       Merencanakan dan mengimplementasikan sistem penghargaanmendukung prilaku koperasi

TINGKAT RENDAH MANAJER
Terdiri dari supervisor , lead bagian ,mandor , dll . Mereka fokus pada pengendalian dan mengarahkan . Mereka memiliki tanggung jawab untuk menempatkan tugas katyawan , membimbing dan mengawasi karyawan pada hari – hari kegiatan , memastikan kualitas dan kuantitas produksi , memmbuat rekomendasi , saran , dan masalah upchanneling karyawan , dll. Pertama tingkat manajer adalah model peran bagi karyawan yang menyediakan
1.       Pengawasan
2.       Motivasi
3.       Perencanaan karir
4.       Umpan balik kinerja
5.       Mengawasi staf
 (LULUK SULASTRI/11110823/11.2C.14)

Definisi Sistem Informasi

·         Alter (1992)        Kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi
·         Bodnar & Hopwood(1993)     Kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna
·         Gelinas, Oram, & Wiggins (1990)    Sistem buatan manusia yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponan berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai
·         Hall (2001)   Rangkaian prosedur formal di mana data dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai
·         Turban, McLean, & Wetherbe (1999)    Sebuah sistem informasi yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik
·         Wilkinson (1992)     Kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumber daya (manusia, komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran tertentu

Sistem informasi : komponen (manusia, komputer, teknologi informasi, prosedur kerja)
 proses (data menjadi informasi)  mencapai tujuan

KEDUDUKAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI SISTEM
Sistem informasi tergolong sebagai :
           sistem buatan manusia, karena manusia yang merancang dan
mengoperasikannya
           terbuka, karena menerima masukan dan keluaran bagi lingkungan
serta beradaptasi dengan perubahan
           bersifat fisik, karena secara fisik dapat dilihat
           dapat tergolong sebagai sistem sederhana atau kompleks tergantung
pada implementasinya
           dapat tergolong sebagai sistem probabilistik (kondisi masa depan
sistem ini tidak dapat diramalkan secara pasti) atau deterministik (jika dilihat pada sistem pemrosesan transaksi)
KOMPONEN SISTEM INFORMASI
a)      Perangkat Keras (hardware) Peranti fisik (komputer, printer)
b)      Perangkat Lunak (software) Program; sekumpulan perintah agar hardware dapat memproses data
c)      Prosedur Aturan yang digunakan untuk memproses data dan output yang diinginkan
d)     Orang  Pihak yang bertanggungjawab dalam pengembangan sistem informasi, proses, penggunaan output
e)      Basis Data Sekumpulan tabel, link, dan lain2 yang berkaitan dengan penyimpanan data
f)       Jaringan Komputer dan komunikasi data Sistem penghubung yang memungkinkan resource diakses secara bersama (LULUK SULASTRI/11110823/11.2C.14)

Peranan Manajer dalam Organisasi

Setiap perusahaan memiliki manajemen yang memegang berbagai peranan penting yang menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk diwujudkan bersama. Ada banyak peran yang harus dimainkan / diperankan para manajer secara seimbang sehingga diperlukan orang-orang yang tepat untuk menjalankan peran-peran tersebut.
Manajemen yang baik haruslah berperan sesuai dengan situasi dan kondisi pada perusahaan atau organisasi. Manajemen yang tidak bisa menjalankan peran sesuai tuntutan perusahaan dapat membawa kegagalan.
Berikut ini adalah Peranan Manajemen yang harus diperankan para Manajer
1. Peran Interpersonal
Yaitu hubungan antara manajer dengan orang yang ada di sekelilingnya, meliputi ;
- Figurehead(Pemimpin Simbol) : Sebagai simbol dalam acara-acara perusahaan.
- Leader (Pemimpin) : Menjadi pemimpin yag memberi motivasi para karyawan / bawahan serta mengatasi permasalahan yang muncul.
- Liaison (Penghubung) : Menjadi penghubung dengan pihak internal maupun eksternal.
2. Peran Informasi
Adalah peran dalam mengatur informasi yang dimiliki baik yang berasal dari dalam maupun luar organisasi, meliputi ;
- Monitor (Pemantau) : Mengawasi, memantau, mengikuti, mengumpulkan dan merekam kejadian atau peristiwa yang terjadi baik didapat secara langsung maupun tidak langsung.
- Disseminator (Penyebar) : Menyampaikan informasi kepada pihak bawahan
- Spokeperson (Juru Bicara) : Meneruskan informasi kepada pihak lain yang berada di luar organisasi yang bersangkutan.
 3. Peran Pengambil Keputusan
Adalah peran dalam membuat keputusan baik yang ditentukan sendiri maupun yang dihasilkan bersama pihak lain, meliputi ;
- Entrepreneur (Kewirausahaan) : Membuat ide dan kreasi yang kreatif dan inovatif untuk meningkatkan kinerja unit kerja.
- Disturbance Handler (Penyelesai Permasalahan) : Mencari jalan keluar dan solusi terbaik dari setiap persoalan yang timbul dan gangguan-gangguan yang ada.
- Resource Allicator (Pengalokasi Sumber Daya) : Menentukan siapa yang menerima sumber daya serta besar sumber dayanya.
- Negotiator (Negosiator) : Melakukan merundingkan dengan pihak dalam dan luar untuk kepentingan unit kerja atau perusahaan dan juga sebagai perantara untuk menghadapi berbagai macam orang dan kelompok-kelompok orang.
Selain itu juga yang harus di ingat bahwa semua manajer paling tidak melakukan 5 fungsi manajemen yaitu merancang, mengorganisasi, memerintah, mengkoordinasi dan mengendalikan.(12114122/EKA YANTI/12.2A.14)

Kedudukan Pengetahuan dalam Manajemen

Definisi Manajemen Pengetahuan
Manajemen pengetahuan didefinisikan sebagai keseluruhan proses membangkitkan nilai organisasi dari modal intelektual organisasi dan aset berbasis pengetahuan.
James Boomer mengartikan manajemen pengetahuan adalah suatu proses merangkul pengetahuan sebagai aset strategis agar dapat terus menerus memacu keuntungan bisnis dan mempertimbangkan pendekatan sebuah perusahaan untuk mengidentifikasi,menangkap,mengevaluasi, meningkatakan dan membagi modal intelektual perusahaan.
v Tantangan dalam Penerapan Sistem Pengetahuan Manajemen di Perusahaan
Tantangan dan hambatan yang temui pada umumnya adalah:
1.         Teknologi Informasi
Tanpa dukungan TI yang memadai maka Pengetahuan Manajemen akan bersifat terdistribusi dan tidak berkembang. Teknologi Informasi penting terutama mendukung sistem yang mudah diakses, kecepatan dalam memperoleh informasi, memiliki sistem backup, dan sebagainya.
2.        Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia dalam hal ini adalah human capital memegang peranan penting dalam keberhasilan suatu sistem Pengetahuan Manajemen. Karena kolaborasi antara human capital dengan organisasi capital akan menghasilkan customer capital yang sukses. Melalui manusia (human capital) sistem Pengetahuan Manajemen ini dapat dikelola, dapat bertambah, berkembang, inovatif dan disaring.
3.        Top Manajemen
Meski memiliki TI yang canggih, dan SDM yang kreatif dan cerdas tapi tanpa memiliki sistem Pengetahuan Manajemen.Semua pengetahuan hanya akan berada di otak masing-masing karyawan saja.Untuk dapat terlaksananya Sistem Knowledge Management maka perlu adanya suatu kekuatan yang lebih besar yang didengarkan oleh seluruh karyawan.
v Mengapa Membutuhkan Manajemen Pengetahuan
                Subsistem dari manajemen pengetahuan yakni mendapatkan, menciptakan, menyimpan,  dan mentransfer-memanfaatkan pengetahuan.
Setiap perusahaan tentu saja berorientasi pada kebutuhan konsumen. Untuk itu perusahaan seharusnya membutuhkan informasi yang menyangkut dinamika pola perilaku pasar. Kebutuhan konsumen dan pelanggan semakin dinamis dengan semakin tingginya tingkat pendidikan dan pendapatan mereka.Tuntutan konsumen terhadap mutu produk (barang dan jasa) dan pelayanan misalnya mendorong perusahaan untuk menelaah kembali proses produksi, distribusi, promosi, dan pelayanan, serta model dan fasilitas pelayanan.Untuk itu perusahaan perlu memperoleh informasi tentang jenis teknologi produksi dan sistem pelayanan yang mutahir. Disamping itu perusahaan pun membutuhkan peningkatan mutu sumberdaya manusianya.Sehingga pengetahuan tentang metode rekrutmen, seleksi, pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia menjadi hal yang vital.
v Keberhasilan Penerapan Manajemen Pengetahuan bergantung pada beberapa faktor:
a.       Kualitas pemimpin perusahaan yang didukung semua lini.
b.       Budaya kerja berbasis pengetahuan di kalangan manajemen dan karyawan.
c.        Karena sebagai sistem maka manajemen pengetahuan harus merupakan  sistem bisnis perusahaan yang total. Artinya subsistem manajemen pengetahuan berkaitan dengan subsistem lainnya seperti dengan subsistem-subsistem  manajemen SDM, manajemen finansial, manajemen kompensasi, manajemen produksi, manajemen pemasaran.
                Keberhasilan organisasi dalam memenangkan persaingan dapat di tempuh dengan membuat, dan mengimplementasikan strategi dengan tepat.Manajemen pengetahuan diperlukan sebagai modal dasar untuk mendukung strategi organisasi.Organisasi harus secara strategis mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumberdaya-sumberdaya pengetahuan dan kapabilitas organisasi yang dimiliki.Eksplorasi dan eksploitasi yang dilakukan organisasi dilakukan dengan dua pendekatan yaitu terhadap anggota organisasi dan organisasi itu sendiri.Organisasi harus mampu memotivasi anggotanya untuk mendapatkan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi.Sedangkan, eksplorasi dan eksploitasi organisasi dilakukan dengan cara yaitu mengembangkan pemahaman yang sama dan utuh dalam mengukur manajemen pengetahuan, membantu anggota untuk mengenali dan mengidentifikasi kebutuhan pengetahuannya, mempersilahkan anggota untuk berdiskusi dan berdebat mengenai manajemen pengetahuan, mengukur dampak manajemen pengetahuan, memfasilitasi pengetahuan melalui budaya organisasi, dan manajemen pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk dokumen.
                Manajemen pengetahuan yang inovatif saat ini akan menjadi usang dimasa mendatang. Persaingan akan selalu ketat dimasa mendatang, sehingga organisasi harus terus mengembangkan manajemen pengetahuannya.Organisasi harus memfasilitasi anggotanya untuk selalu mengembangkan diri, sehingga muncul ide-ide kreatif baru dalam produk atau jasa yang dihasilkan.Fasilitas-fasilitas yang dapat diberikan organisasi kepada anggotanya dapat berupa pemberian kesempatan untuk melanjutkan pendidikan, mengikuti pelatihan/seminar yang berkaitan dengan lingkup kerja, berpartisipasi dalam organisasi profesi, pemberian fasilitas kerja yang baik, dan aturan dan prosedur organisasi yang memungkinkan terciptanya ide kreatif .
                Dengan penerapan manajemen pengetahuan sistem,inovasi dan perkembangan institusi menjadi lebih cepat karena dengan pola siklus manajemen pengetahuan tersebut semua pengetahuan terarsip dengan baik dan dapat diakses dengan mudah oleh seluruh anggota.Sikap yang harus dibudayakan untuk pembentukan sistem ini diantaranya menciptakan, menangkap, menjaring, menyimpan, mengolah, dan menyebarluaskan pengetahuan masing-masing. (Ragil Riyani (11110824)/11.2A.14)

Perkembangan Konsep Manajemen


Secara garis besar konsep manajemen dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu:
1. Networking - Klasik
2. Behavioristik
3. Systems
4. Networking

I. CLASSICAL MANAGEMENT
Konsep ini mempelajari manajemen secara ilmiah berdasarkan prinsip spesialisasi, sentralisasi, formalitas dan sistem hirarki yang kuat berkaitan dengan wewenang, pengawasan, untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

Ada beberapa konsep klasik:
A. Scientific Management Approach
Berusaha untuk menentukan secara ilmiah metode terbaik untuk melaksanakan tugas, untuk menyeleksi, melatih, memotivasi pekerja dengan tujuan meningkatkan produktivitas melalui peningkatan efisiensi pekerja. Ada beberapa tokohnya, yaitu:

1. Federick W. Taylor (1856 - 1915)
Prinsip dasarnya:
- Menentukan metode terbaik untuk melaksanakan tiap tugas dengan dasar ilmiah
- Pendidikan dan pengembangan karyawan secara ilmiah
- Kerjasama antara pihak manajemen dan karyawan.

2. Hendry L.Gantt (1816 - 1919)
Merupakan penemu Scheduling and Rewarding Employees. Supervisor dan pekerja akan mendapat penghargaan bila menyelesaikan tugasnya sesuai jadwal.

3. Frank (1868 - 1924) dan Lillian M.Gilberth (1878-1972)
Mereka adalah penemu Motion Times Studies Lillian juga menganjurkan 3 posisi pekerja, yaitu:
1. Mempersiapkan Promosi
2. Pekerja melaksanakan tugas
3. Melatih pengganti

4. Mary Parker FOllet (1868-1933)
Merupakan pioner dalam pemecahan konflik di tempat kerja. Ia menganjurkan pendekatan secara kemitraan dengan collaborative approach.

B. Administrative Management Approach

1. Henry Fayon (1841-1925)
Ia memberikan perhatian pada manajemen organisasi secara keseluruhan dan mendefinisikan fungsi manajemen yaitu planning, organizing, commanding, coordinating, controlling.

2. Max Weber (1864-1920)
Mengembangkan bereaucratic management yang menekankan perlunya hirarki yang ditentukan secara tegas, diatur dengan ketentuan dan nilai wewenang yang jelas.

II. BEHAVIORISTIK
Pendekatan ini menekankan bahwa manajemen yang efektif bila ada pemahaman tentang pekerja - lebih berorientasi pada manusia sebagai pelaku. Beberapa konsep behavioristik, antara lain:

A. Human Relations
Berusaha menemukan secara sistematis faktor sosial dan psikologi yang dapat menciptakan hubungan manusia yang efektif.

1. Elton Mayo (1880-1949) - Hawthorne Experiment
Hasil studi Hawthorne (pembangkit listrik) yang dilakukan oleh Elton Mayo, dkk:
- Produktivitas berkaitan dengan variabel sosial dan psikologi
- Kelompok kerja informal mempunyai pengaruh positif pada produktivitas.

B. Behavioral Science Approach

Pendekatan ini yakin bahwa self actualizing man adalah konsep yang lebih akurat untuk menerangkan motivasi manusia dan mencoba mengintegrasikannya dengan organisasi.

Beberapa tokohnya, antara lain:

1. Maslow
Individu mempunyai 5 kebutuhan dasar yaitu physical needs, security needs, social needs, esteem needs, self actualization needs. Kebutuhan tersebut akan menimbulkan suatu keinginan untuk memenuhinya.

2. Model complex man
Model ini menjelaskan bahwa setiap orang mempunyai perbedaan dengan orang lain dan tidak ada 2 orang yang sama.

3. Douglas Mc Gregor (1906-1964)
Teori X dan teori Y
Teori X melihat karyawan dari segi pessimistic. Teori Y melihat karyawan dari segi optimistic.

III. SYSTEM MODEL
a. Teori Contingency
Teori ini menyatakan bahwa tidak ada satu sistem manajemen yang optimum, sistem tergantung pada tingkat perubahan lingkungannya. pada sistem ini mempunyai beberapa ciri:
- Substansinya adalah manusia bukan tugas.
- Kurang menekankan hirarki
- Struktur saling berhubungan, fleksibel, dalam bentuk kelompok
- Kebersamaan dalam nilai, kepercayaan dan norma
- Pengendalian diri sendiri, penyesuaian bersama

b. Model Open Systems (berkembang sejak 1870 an)
Asumsi yang dikembangkan adalah
- Saling ketergantungan
- Keterbukaan - memberi reaksi atas penaruh lingkungan
- Totalitas gugus
- Rasional
- Obyektivitas
- Pentingnya kerjasama dan group yang kompak
4. NETWORK
Asumsi dasarnya:
- DIscontinuity secara sosil, ekonomis, teknologi
- Loosely coupled organizations
- Synergies dan alliances
- COllaborative
- The management of meaning, mission and vision
- Transformational leadership

(ulfa fadillah/12114398/12.2A.14)

Pengguna dan Pelaku Sistem Informasi


Pada awalnya, pemakai output komputer pada perusahaan adalah pegawai administrasi di bagian akuntansi, yang komputernya melaksanakan aplikasi seperti pembayaran gaji pegawai, pengelolaan persedian (inventory control), dan penagihan. Sebagian informasi juga disediakan bagi para manajer, tetapi hanya sebagai output tambahan dari aplikasi akuntansi.
Gagasan untuk menggunakan komputer sebagai sistem informasi manajemen (SIM) merupakan suatu terobaosan besar, karena menyadari bahwa para manajer memerlukan informasi untuk pemecahan masalah. Ketika perusahaan-perusahaan menjangkau konsep SIM, mereka mulai mengembangkan berbagai aplikasi yang secara khusus diarahkan untuk mendukung manajen. Namun, bukan hanya manajemen yang memperoleh manfaat dari penerapan SIM. Nonmanajer dan staf ahli juga menggunakan outputnya. Selain itu juga dimanfaatkan oleh para pemakai yang berada di luar perusahaan, yaitu para pelanggan akan menerima faktur dan laporan transaksinya, para pemegang saham akan menerima cek deviden, dan pemerintah akan menerima laporan pajak. Dengan demikian secara ringkas para pengguna dan pelaku sistem informasi meliputi :
· Manajer
· Non-manajer
· Orang dan unit organisasi yang ada dalam organisasi dan lingkungannya.

Dalam pembahasan pada materi SIM, yang akan dibahas lebih lanjut adalah para pelaku dan pemakai dari kelompok manajer.

*  Technology  Acceptance Model (ATM)
Beberapa model yang di bangun untuk menganalisis dan memahami factor-faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi computer, diantaranya yang tercatat dalam berbagai literatur dan referensi hasil riset dibidang teknologi informasi adalah seperti Theory of Reasoned Action (TRA), Theory of Planned Behaviour (TPB), dan Technology Acceptance Model (TAM).
Model TAM sebenaarnya diadopsi dari model TRA yaitu teori yang beraalasan dengan satu permis bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap suatu hal, akan menetukan sikap dan perilaku orang tersebut [1]. Reaksi dan persepsi pengguna teknologi informasi (TI) akan mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan terhadap teknologi tersebut. Salah satu factor yang dapat mempengaruhinya dalah persepsi pengguna terhadap kemanfaatan dan kemudahan penggunaan TI sebagai suatu tindakan yang beralasan dalam konteks pengguna teknologi, sehinga alas an seseorang dalam melihat manfaat dan kemudahan penggunaan TI menjadikan tindakan?perilaku orang tersebut sebagai tolok ukur dalam penerimaan sebuah teknologi.
*  Actual System Usage (ASU)
Actual system usage adalah kondisi nyata penggunaan sytem. Dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi.
Sesorang akan puas menggunakan system jika mereka meyakini bahwa system tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas mereka, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan.
(Syaripudin/11111618/11.2A.14)

Rasa Empati dalam Pengembangan Jiwa Wirausaha

Empati berasal dari Bahasa Yunani yang berarti "ketertarikan fisik". didefinisikan sebagai respons afektif dan kognitif yang kompleks pada distres emosional orang lain. Empati termasuk kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain. Kata empati dalam bahasa inggris ditemukan pada tahun 1909 oleh E.B. Titchener sebagai usaha dari menerjemahkan kata bahasa Jerman "Einfühlungsvermögen", fenomena baru yang dieksplorasi oleh Theodor Lipps pada akhir abad 19. Setelah itu, diterjemahkan kembali ke dalam  Bahasa Jerman sebagai "Empathie" dan digunakan di sana.
Empati adalah kemampuan dengan berbagai definisi yang berbeda yang mencakup spektrum yang luas, berkisar pada orang lain yang menciptakan keinginan untuk menolong, mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, mengaburkan garis antara diri dan orang lain.
Dalam dunia WIRAUSAHA Mengembangkan rasa empati atau kepedulian penting berkenaan dengan usaha menumbuhkan jiwa wirausaha. Rasa empati yang tinggi akan membantu kita menghasilkan karya yang tidak hanya dapat dinikmati dan menguntungkan diri sendiri tetapi juga dapat dinikmati dan menguntungkan sesama.
Prof. Philip Kotler, yang dijuluki Bapak Marketing Modern, memberikan nasihatnya kepada para pebisnis di Indonesia; “Think customers and you’ll be save. – Rengkuhlah para pelanggan Anda supaya bisnis Anda bisa tetap berlangsung baik.” Keunggulan bisnis seperti itu lebih menjamin kesuksesan dan pasti sulit dibajak pesaing manapun. (WULAN SARI/18110554/12 . 2A . 14)

Rabu, 30 Mei 2012

Perkembangan Informasi Berbasis Komputer

Usaha penerapan komputer dalam bidang bisnis terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi. Tahapan perkembangan tersebutyaitu :

             *         Fokus awal pada Data (electronic data processing EDP)
Didukung dengan munculnya punched card dan keydriven bookkeeping machines, dan perusahaan umumnya mengabaikan kebutuhan informasi para manajernya. Aplikasi yang digunakan sistem informasi akuntasi (SIA).
             *         Fokus baru pada Informasi (management information sistem MIS)
Seiring denga diperkenalkannya generasi baru alat penghitung yang memungkinkan pemrosesannya lebih banyak. Hal tersebut dioerientasikan untuk kosep penggunaan komputer sebagai sistem informasi manajemen (SIM), yang berarti bahwa aplikasi komputer harus diterapkan dengan tujuan utama untuk menghasilkan informasi manajemen.
             *         Fokus Revisi pada Pengambilan Keputusan (Decision support system DSS)
Merupakan hal yang berbeda dengan konsep SIM. DSS adalah sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan serta diambil keputusannya oleh manajer.
             *         Fokus sekarang pada Komunikasi (office automation AO)
OA memudahkan komunikasi dan meningkatkan produktivitas di antara para manajer dan pekerja kantor melalui penggunaan alat-alat elektronik. OA telah berkembang meliputiberagam aplikasi seperti konferensi jarak jauh (teleconference), voice mail, e-mail (surat elektronik), electronic calendaring, facsimile transmission, dan desktop publishing. Istilah lainnya dalam menggunakan semua aplikasi AO tersebut dinamakan dengan kantor virtual (virtual office).
             *         Fokus potensial pada Konsultasi (artificial intelligence/expert sistem AI/ES)
Ide dasar AI adalah komputer dapat deprogram untuk melaksanakan sebagian penalaran logis yang sama seperti manusia. Sistem pakar adalah suatu sistem yang berfungsi sebagaiseorang spesialis dalam suatu bidang. Sistem yang menggambarkan segala macam sistem yang menerapkan kecerdasan buatan untuk pemecahan masalah dinamakan dengan sistem berbasis pengetahuan (knowledge-bases sistems). Manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah dengan memanfaatkan data dan informasi. Informasi disajikan dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu pengolah informasi. Pada bagian pengolahan dengan computer terdiri dari lima bidang yakni SIA, SIM, DSS, kantor virtual dan system berbasis pengetahuan. Hal tersebut dinamakan dengan sistem informasi berbasis komputer (komputer based information sistem). Komputer-Based Information Sistems (CBIS Information specialist : Adalah Orang yang bertanggung jawab dalam pengembangan dan pemeliharaan sistem berbasis komputer. Terdapat 5 (lima) golongan utama spesialis informasi, yaitu :
             *         Sistem analyst
             *         Database administrator
             *         Network specialist
             *         Programmer
             *         Operator
Kerjasama antar golongan tersebut dilakukan dalam rangka mengembangkan sistem berbasis computer, Analis sistem bekerjasama dengan pemakai guna mengembangkan sistem baru dan memperbaiki sistem yang sekarang. Mereka merupakan pakar dalam mendefinisikan masalah dan menyiapkan dokumentasi tertulis mengenai cara komputer membantu pemecahan masalah. Pengelola basis data bekerjasama dengan pemakai dan sistem analis dalam membuat basis data yang berisi data yang diperlukan untuk menghasilkan informasi bagi pemakai. Basis data adalah suatu kumpulan data yang terintegrasi, diatur dan disimpan menurut suatu cara yang memudahkan pengambilan kembali serta pengelolaannya. Spesialis jaringan bekerja sama dengan analis sistem dan pemakai membentuk jaringan komunikasi data yang menyatukan berbagai sumberdaya komputer yang tersebut. Spesialis jaringan menggambungkan keahlian bidang komputer dan telekomunikasi. Programmer menggunakan dokumentasi yang disiapkan oleh analis sistem untuk membuat kode instruksi sehingga komputer dapat mengubah data menjadi informasi yang diperlukan pemakai. Operator mengoperasikan peralatan komputer berskala besar (missal mainframe ataupun mini). Operator memantau layar komputer, mengganti ukuran kertas di printer, mengelola perpustakaan dan tugas- tugas serupa lainnya.
End User Computing Adalah salah satu metode pengembangan sistem berbasis komputer yang dilakukan oleh pemakai sendiri (user). Perkembangan metode ini didukung oleh :
             *         Meningkatnya pengetahuan mengenai komputer;
             *         Banyaknya permintaan tidak sebanding dengan sumberdaya yang tersedia;
             *         Perangkat keras yang harganya semakin murah;
             *         Perangkat lunak siap pakai semakin banyak.

Peranan information specialist (ISp) berubah dari sebagai pengembang menjadi konsultan Justifikasi dan Pengembangan CBIS Pada keadaan awal perusahaan mengeluarkan biaya komputerisasi dihitung berdasarkan biaya tenaga administrasi yang digantikan. Selanjutnya pada keadaan kemudian biaya komputerisasi dihitung dengan laba yang mungkin akandihasilkan dengan memanfaatkan sistem berbasis komputer. Sedangkan keadaan Sekarang biaya komputerisasi dihitung dengan ukuran kuantitatif maupun kualitatif. Justifikasi komputer menjadi semakin sukar dengan bangkitnya sistem-sistem yang berorientasi informasi. SIM atau DSS dapat
menghasilkan laporan yang berharga, tetapi seberapa berhagakan laporan tersebut ? Nilai sepotong informasi sukar untuk ditaksir. Salah satu pendekatannya adalah dimana perusahaan menerapkan laporan kemudian dibandingkan dengan laba pada periode selama laporan tersebut digunakan dengan laba periode sebelumnya. Hal tersebut hamper tidak mungkin terlaksana dalam dunia bisnis yang dinamis. Umumnya ada banyak factor yang memberi kontribusi pada laba, dan memisahkan salah satu adalah hal yang nyaris mustahil. Karena sukarnya mengukur nilai CBIS, perusahaan sangat hati-hati dalam membuat keputusan untuk menerapkan sistem tersebut. Manajer dan staf banyak menghabiskan waktu untuk mengevaluasi dampak system tersebut pada oganisasi. Menjustifikasi CBIS, dengan menggunakan gabungan ukuran- ukuran kuantitatif dan subyektif adalah langkah kunci dalam mencapai sumberdaya yang berharga tersebut.
Pengembangan CBIS Dalam beberapa hal tiap subsistem CBIS identik dengan organisme hidup yakni lahir, tumbuh, matang, berfungsi dan mati. Proses evolusi tersebut dinamakan siklus hidup sistem (system life cycle SLC). Pengembangan CBIS mengikuti system life cycle, yang terdiri dari :
                 *         Tahap Perencanaan,
                 *         Tahap Analisis,
                 *         Tahap Rancangan,
                 *         Tahap Penerapan,
                 *         Tahap Penggunaan.

Siklus hidup suatu sistem bias berlangsung beberapa bulan ataupun beberapa tahun (dalam satuan bulan atau tahun). Penentu lama dan yang bertanggung jawab atas SLC berulang ialah pemakai CBIS.
Pembangunan dan Pengembangan Sistem Model SLC Walau banyak orang mungkin menyumbangkan keahlian khusus mereka untuk pengembangan sistem berbasis komputer, pemakailah yang bertanggung jawab atas siklus hidup sistem. Tanggung jawab untuk mengelola CBIS ditugaskan pada manajer. Seiiring berkembangnya CBIS, manajer merencanakan siklus hidup dan mengatur para spesialis informasi yang terlibat. Setelah penerapan, manajer mengendalikan CBIS untuk memastikan bahwa sistem tersebut terus menyediakan dukungan yang diharapkan. Tanggung jawab keseluruhan manajer dan dukungan tahap demi tahap yang diberikan oleh spesialis

Ketika manajer memilih untuk memanfaatkan dukungan para spesialis informasi, kedua pihak bekerjasama untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah, mengidentifikasi dan mengevaluasi solusi alternative, memilih solusi terbaik, merakit perangkat keras dan perangkat lunak yang sesuai, membuat basis data, dan menjaga kemutakhiran sistem.
5. Ikhtisar Informasi adalah salah satu dari 5 (lima) jenis utama suberdaya yang dapat dipakai oleh manajer. Semua sumberdaya termasuk informasi dapat dikelola. Pengelolaan informasi semakin penting saat bisnis proses suatu organisasi atau perusahaan menjadi rumit dan kemampuan computer berkembang. Output komputer digunakan oleh manajer, non manajer, dan orang- orang atau organisasi dalam lingkungan perusahaan. Manajer terdapat pada semua tingkatan dan dalam semua bidang fungsional. Ketika para manajer melaksanakan fungsi-fungsi mereka dan memainkan peran mereka, mereka menambah keahlian komunikasi dan pemecahan masalah dengan pengetahuan tenatng komputer dan informasi. Sistem adalah suatu integrasi elemen-elemen, yang semuanya bekerja menurut satu tujuan. Semua sistem meliputi tiga elemen utama yaitu input, transformasi dan output. Sistem yang berhubungan dengan lingkungannya disebut sistem terbuka, seangkan sebaliknya disebut dengan sistem tertutup. Tedapat perbedaan antara data dan informasi. Data mencakup fakta dan angka-angka yang relative tidak berarti, kemudian diubah menajdi informasi oleh pengolah informasi. Sedangkan informasi memiliki arti bagi pemakainya. Pengolah informasi menyediakan informasi dalam bentuk lisan maupun tertulis. Informasi berasal dari sumber- sumber internal dan eksternal dan digunakan dalam membuat keputusan untuk memecahkan masalah. Komputer pada awalnya digunakan sebagai sistem informasi akuntasi (SIA) yang merupakan bagian dari pemrosesan data (EDP), kemudian berkembang kearah pengolahan informasi (SIM). Selanjutnya berkembang sebagai system pendukung keputusan (DSS), kantor virtual atau otomasi kantor (OA), dan sistem berbasis pengetahuan (knowledge-based sistems). Kelima bidang aplikasi tersebut membentuk sistem informasi berbasis computer (CBIS).
CBIS berkembang melalui tahapan- tahapan perencanaan, analisis, rancangan, penerapan, dan penggunaan. Tahapan-tahapan tersebut dinamakan siklus hidup sistem dan dapat dilakukan oleh pemakai sendiri atau pemakai bekerja sama dengan spesialis informasi. Bahkan bila system dikembangkan bersama-sama, manajerlah yang bertanggungjawab atas tiap tahap siklus hidup sistem. (dede triana sovian/11112665/11.2c.14)

Peranan Informasi dalam Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah adalah aktivitas terpenting yang dilakukan seorang manajer,merupakan suatu gambaran yang terlalu disederhanakan.Pekerjaan ini jauh lebih rumit daripada hanya sekedar pemecahan masalah saja.Aktivitas-aktivitas lain seperti komunikasi juga sama pentingnya.Akan tetapi adalah aman jika dikatakan bahwa pemecahan masalah merupakan salah satu aktivitas utama yang sering kali menentukan berhasil atau tidaknya karir manajemen.

PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Hasil dari aktivitas pemecahan masalah adalah solusi.Memikirkan masalah sebagai sesuatu hal yang selalu buruk adalah suatu hal yang mudah untuk dilakukan,karena kita jarang mengartikan frase mengambil keuntungan dari sebuah situasi sama halnya dengan kita mengartikan frase memperbaiki sebuah situasi yang buruk.Kita akan memperhtungkan peraihan kesempatan kedalam pemecahan masalah.Dengan mendefinisikan masalah(problem) sebagai suatu kondisi atau peristiwa yang merugikan atau memiliki potensi  untk merugikan bagi sebuah perusahaan atau yang mengutungkan atau memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan.
Setiap perusahaan maupun instansi pemerintahan tidak akan pernah luput dari masalah.Terutama masalah yang berhubungan dengan pengelolaan manajemen.Jika ditinjau dari kehidupan sehari-hari terjadinya masalah bisa disebabkan dari pihak internal maupun pihak eksternal.Banyak pihak yang menganggap bahwa masalah yang datangnya dari pihak eksternal lebih berbahaya sehingga di prioritaskan untuk segera diselesaikan,sedangkan masalah yang datangnya dari dalam (internal) tidak terlalu berbahaya.Inilah suatu pandangan yang salah dan bisa menyebabkan kehancuran dari sebuah perusahaan / instansi /organisasi. Karena masalah yang harus kita waspadai dan harus segera kita selesaikan adalah masalah yang datangnya dari internal.Kita lihat saja partai politik sekarang banyak yang pecah karena disebabkan masalah di dalam internalnya,perusahaan banyak yang bangkrut karena masalah yang datangnya dari dalam (internal).
Banyak yang mengatakan pemecahan masalah adalah aktivitas terpenting yang dilakukan seorang manajer merupakan suatu gambaran yang terlalu disederhanakan.Pekerjaan dalam menyelesaikan / memecahkan masalah jauh lebih rumit daripada hanya sekedar pemecahan masalah saja.Aktivitas-aktivitas lain, seperti komunikasi, juga sama pentingnya.Akan tetapi, aman jika dikatakan bahwa pemecahan masalah merupakan salah satu aktivitas utama yang sering kali menentukan berhasil atau tidaknya karier manajemen.
Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan

Hasil dari aktivitas pemecahan masalah adalah solusi.Memikirkan masalah sebagai sesuatu hal yang selalu buruk adalah suatu hal yang mudah untuk dilakukan, karena kita jarang mengartikan frase mengambil keuntungan dari sebuah situasi sama halnya dengan kita mengartikan frase memperbaiki sebuah situasi yang buruk.Kita akan memperhitungkan peraihan kesempatan ke dalam pemecahan masalah dengan mendefinisikan masalah (problem) sebagai suatu kondisi atau peristiwa yang merugikan atau memiliki potensi untuk merugikan bagi sebuah perusahaan atau yang menguntungkan atau memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan.Selama proses pemecahan masalah, manajer akan terlibat dalam pengambilan keputusan, yaitu tindakan memilih berbagai alternatif tindakan.Keputusan adalah tindakan tertentu yang dipilih .Biasanya, pemecahan satu masalah akan membutuhkan beberapa keputusan.
Tahapan-tahapan Pemecahan Masalah:
Menurut Herbert A. Simon, pemecahan masalah akan terlibat dalam empat hal:
a. Aktivitas Intelijen.Mencari kondisi-kondisi yang membutuhkan solusi di dalam lingkungan.
b. Aktivitas perancangan.Menemukan,mengembangkan,danmenganalisis kemungkinan-kemungkinan tindakan.
c. Aktivitas pemilihan.Memilih satu tindakan tertentu dari berbagai tindakan yang tersedia.
d. Akitivitas peninjauan.Menilai pilihan-pilihan masa lalu.
Untuk melakukan masing-masing aktivitas, pemecah masalah harus memiliki informasi. Sistem informasi, yang dikembangkan oleh pengguna (user) maupun spesialis informasi, akan memberikan informasi ini.
(Verina/11111313/11.2A.14)

Pengertian manajemen menurut George R. Terry

Pengertian manajemen menurut George R. Terry.

George R. Terry menyatakan bahwa manajemen adalah suatu pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain.


NAMA. : IQBAL KHURASANI
NIM     : 18114041
KELAS : 12.2F.14

Pengertian manajemen Menurut John D.Miller



Menyatakan pengertian manajemen adalah proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.

NAMA : IBRAHIM AJI
NIM    : 18114173
KELAS : 12.2F.14

Kedudukan Pengetahuan Dalam Manajemen

(Sobur Sabana/18112433/12.2F.14)


MANAJEMEN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE MANAGEMENT)
DAN PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN

PENDAHULUAN
Setelah era efisiensi pada tahun 1950an dan 1960an, era kualitas pada tahun 1970an dan 1980an,serta fleksibilitas dalam tahun 1980an dan 1990an, maka kini hidup dalam era inovasi (Janszen,2000). Era inovasi ini muncul karena situasi bisnis saat ini dipengaruhi oleh banyak sekali perubahan yang berjalan cepat dan sulit diramalkan, perubahan perubahan tersebut terutama disebabkan oleh pesatnya perkembangan teknologi informasi, terjadinya globalisasi, serta demokratisasi (Business Week,2001:Garvin,2000;Schiro 2000). Disektor pemerintah, tuntutan terhadap pelayanan publik dan transparansi menjadi suatu hal yang tak dapat dihindari (Schiro,2000), oleh sebab itu organisasi harus terus menerus mencari cara untuk menciptakan dan mewujudkan nilai (value) melalui inovasi (Janszen,2000 ; Yoffie,1997).

Istilah inovasi telah didefinisikan oleh Josepth Schumpeter sebagai : komersialisasi semua kombinasi yang didasari oleh pemanfaatan (1) bahan dan komponen baru, (2) proses baru, (3) pasar baru, dan (4) bentuk organisasi baru (Janszen,2000). Dengan kata lain, menurut definisi ini,inovasi merupakan komposit dari kedua bidang ,yaitu bidang teknis dan bidang bisnis. Bila hanya melibatkan teknologi, maka Schumpeter menamakannya invensi (invention), begitu bidang bisnis dilibatkan, maka muncul inovasi
(innovation).

Berbagai rujukan mendukung adanya indikasi bahwa inovasi menjadi indicator adanya proses penciptaaan pengetahuan baru di organisasi. Nonaka dan Takeuchi (1995) mengemukakan bahwa penciptaan pengetahuan merupakan esensi dari inovasi :

organizational knowledge creation is the key to the distinctive ways of Japanese companies innovate. They are especially good at bringing about innovation continuously
,incrementally,and spirally”.

PENGERTIAN PENGETAHUAN
Davenport dan Prusak (1998) membedakan pengertian antara data, informasi dan pengetahuan yaitu : “knowledge is neither data nor information, though it related to both, and the differences between these terms are often a matter of degree”.

1.         Data is a set of discrete,objective facts about events.
Seperti yang dicontohkan oleh Davenport dan Prusak, bila seseorang pelanggan datang untuk mengisi tanki mobilnya ke pompa bensin, maka transaksi yang terjadi dapat digambarkan sebagian oleh data, yaitu berapa uang yang harus dibayarkan, berapa liter bensin yang diisikan, namun tidak menjelaskan mengapa pelanggan itu datang ke pompa bensin, kualitas pelayanan pompa bensin, dan tidak dapat meramalkan kapan lagi pelanggan tersebut akan kembali ke pompa bensin. Dalam organisasi, data terdapat dalam catatan-catatan (records) atau transaksi-transaksi.


2.         Information is data that makes a difference.
Kata inform sejatinya berarti to give shape atau untuk memberi bentuk, dan informasi ditujukan untuk membentuk orang yang mendapatkannya, yaitu untuk membuat agar pandangan atau wawasan orang tersebut berbeda (dibandingkan sebelum memperoleh informasi). Sebagai contoh pelanggan mengisi tanki mobilnya dengan bensin premix, bukan premium, pernyataaan tersebut merupakan informasi. Menurut Peter Drucker, tidak seperti data, informasi mempunyai makna (meaning) yang ditimbulkan oleh relevansi dan tujuan yang diberikan oleh penciptanya. Misalnya pembei informasi menyampaikan bahwa pelanggan mengisi tanki mobilnya dengan bensin premix, bukan premium, mengandung tujuan tertentu yang dikaitkan dengan lawan bicara, atau mengandung relevansi tertentu yang dikaitkan dengan lawan bicara, atau mengandung relevansi tertentu yang dikaitkan dengan topic pembicaraan. Davenport dan Prusak memberikan metode mengubah data menjadi informasi melalui kegiatan yang dimulai dengan huruf C: contextualized, calculated, corrected, dan condensed. Dalam organisasi, infomasi terdapat dalam pesan (messages).

3.         Knowledge is a fluid mix of framed experience, values, contextual information,and expert insight that provides a framework for evaluating and incorporating new experiences and information. It originates and is applied in the minds of knowers. In organizations, it often becomes embedded not only in documents or repositories but also in organizational routines, processes, practices, and norms.
Davenport dan Prusak memberikan metode mengubah informasi menjadi pengetahuan melalui kegiatan yang dimulai dengan huruf C: comparation, consequences, connections, dan conversation. Dalam organisasi, pengetahuan diperoleh dari individu-individu atau kelompok orang-orang yang mempunyai pengetahuan, atau kadang kala dalam rutinitas organisasi. Pengetahuan diperoleh melalui media yang terstuktur seperti: buku dan dokumen, hubungan orang-ke-orang yang berkisar dari pembicaraan ringan hingga ilmiah.

Dalam buku yang ditulis oleh Von Krogh, Ichiyo, serta Nonaka 2000,disampaikan ringkasan gagasan yang mendasari pengertian mengenai pengetahuan:

  1. pengetahuan merupakan justified true believe.
Seorang individu membenarkan (justifies) kebenaran atas kepercayaannya berdasarkan observasinya mengenai dunia. Jadi bila seseorang menciptakan pengetahuan, ia menciptakan pemahaman atas suatu suatu situasi baru dengan cara berpegang pada kepercayaan yang telah dibenarkan. Dalam definisi ini, pengetahuan merupakan konstruksi dari kenyataan, dibandingkan sesuatu yang benar secara abstrak. Penciptaan pengetahuan tidak hanya merupakan kompilasi dari fakta-fakta, namun suatu proses yang unik pada manusia yang sulit disederhanakan atau ditiru. Penciptaaan pengetahuan melibatkan perasaan dan system kepercayaan (belief systems) dimana perasaan atau system kepercayaan itu bisa tidak disadari.



2.   pengetahuan merupakan sesuatu yang eksplisit sekaligus terbatinkan (tacit).
Beberapa pengetahuan dapat dituliskan di kertas, diformulasikan dalam bentuk kalimat-kalimat, atau diekspresikan dalam bentuk gambar. Namun ada pula pengetahuan yang terkait erat dengan perasaan, keterampilan dan bentuk bahasa utuh, persepsi pribadi, pengalaman fisik, petunjuk praktis (rule of thumb) dan institusi. Pengetahuan terbatinkan seperti itu sulit sekali digambarkan kepada orang lain. Mengenali nilai dari pengetahuan terbatinkan dan memahami bagaimana menggunakannya merupakan tantangan utama organisasi yang ingin terus menciptakan pengetahuan.
  1. penciptaan pengetahuan secara efektif bergantung pada konteks yang memungkinkan terjadinya penciptaan tersebut.
Apa yang dimaksud dengan konteks yang memungkinkan terjadinya penciptaan pengetahuan adalah ruang bersama yang dapat memicu hubungan-hubungan yang muncul. Dalam konteks organisional, bisa berupa fisik, maya, mental atau ketiganya. Pengetahuan bersifat dinamis, relasional dan berdasarkan tindakan manusia, jadi pengetahuan berbeda dengan data dan informasi, bergantung pada konteksnya.
  1. penciptaan pengetahuan melibatkan lima langkah utama,
Von Krogh, Ichiyo serta Nonaka (2000) bahwa penciptaan pengetahuan organisasional terdiri dari lima langkah utama yaitu:
1. berbagi pengetahuan terbatinkan;
2. menciptakan konsep;
3. membenarkan konsep;
4. membangun prototype; dan
5. melakukan penyebaran pengetahuan di berbagai fungsi dan tingkat di organisasi.

KONTEKS DALAM ORGANISASI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Riset adalah bagian dari upaya akademik untuk menemukan solusi ilmiah bagi persoalan-persoalan manusia atau proses penciptaan pengetahuan baru. Di dalam kegiatan riset, terkandung sekaligus tiga aspek “ isi kognitif” dari limu pengetahuan, yakni foci of attention, tingkat perkembangan, dan isi intelektual (Cole, 1992). Ketiga aspek tersebut tercermin di kegiatan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dalam bentuk berbagai penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah tertentu.

Tingkat perkembangan dari masing-masing bidang penelitian tentunya berbeda, antara lain ditentukan oleh jumlah hasil penelitian, paten yang dihasilkan, publikasi ilmiah yang dihasilkan baik tingkat nasional,regional dan internasional, produk-produk baru atau proses baru dan sebagainya. Demikian pula, isi intelektual dari berbagai penelitian di LIPI akan memperlihatkan batas dan keragaman dari kegiatan riset lembaga ini. Proses penelitian ditentukan oleh isi intelektual, karakteristik sosial peneliti dan proses sosial dalam hal intellectual authority. Dalam lingkup LIPI, misalnya sebuah penelitian dapat terlaksana setelah ada proses tertentu dalam pemeriksaan tidak saja terhadap isi penelitian itu, tetapi juga terhadap para penelitinya. Mengenai hal ini Coles mengatakan bahwa proses ini sangat dipengaruhi oleh konsensus sosial, dan bukan hanya oleh validitas keilmiahan isinya. Lebih luas lagi, proses penelitian dan pengembangan suatu ilmu dan teknologi tidak dapat dilepaskan dari kondisi tiga elemen dasarnya, yakni (1) komunitas ilmuwan dan teknologi itu sendiri, (2) sistem ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan kondisi sosial, politik, ekonomi dan budaya tempat ilmu dan teknologi itu berkembang, serta (3) organisasi yang menjadi semacam katalis bagi komunitas untuk tumbuh kembang di dalam sistem yang lebih luas ini, baik dalam bentuk organisasi besar semacam LIPI, maupun yang lebih kecil seperti lembaga-lembaga riset,unit-unit riset, organisasi profesi dan sebagainya (Constant II, 1993).

Kondisi LIPI sebagai elemen organisasional yang memiliki karakteristik hubungan sosial
tertentu, dengan demikian, merupakan salah satu titik kunci perkembangan penelitian. Khususnya untuk LIPI, maka kondisi ini merupakan salah satu aspek yang ditumbuh kembangkan, termasuk dalam upaya menciptakan kondisi yang mendukung penelitian ini, adalah pengembangan sarana fisik, peralatan laboratorium, peralatan teknologi informasi, dan sebagainya. Di dalam konfigurasi yang demikian, dimungkinkan pengembangan manajemen pengetahuan (knowledge management) KM dilingkungan LIPI dalam bentuk :
proses mengkoleksi, mengorganisasikan, mengklasifikasi,dan menyebarkan informasi/pengetahuan ke seluruh unit di organisasi agar informasi/pengetahuan itu berguna bagi siapa yang memerlukannya;
kebijakan, prosedur dan teknologi yang dipakai untuk mengoperasikan pangkalan data yang terhubungkan dalam jaringan intranet LIPI agar tetap uptodate;
menggunakan teknologi informasi untuk menangkap pengetahuan yang terdapat didalam pikiran para peneliti, pegawai sehingga pengetahuan itu bisa secara mudah dipakai bersama di dalam organisasi. KM bertujuan mengumpulkan pengetahuan yang benar-benar diperlukan oleh peneliti atau pegawai di dalam sebuah tempat penyimpanan terpusat (server besar), dan membuang informasi atau pengetahuan yang tidak perlu;
memastikan adanya lingkungan yang lengkap untuk pengembangan penggunaan expert systems;
mengorganisasikan dan menganalisis informasi dalam database lembaga sehingga pengetahuan dari hasil analisis tersebut dapat segera dipakai bersama oleh lembaga;
mengidentifikasi kategori pengetahuan yang diperlukan untuk mendukung keseluruhan program penelitian, sinergi program/kegiatan penelitian, strategi penelitian, monitoring dan evaluasi hasil penelitian yang terhimpun di lembaga, dan mentransformasi basis pengetahuan yang saat ini ada ke basis yang baru yang lebih mapan dengan mengisi knowledge gaps mungkin terjadi atau digital devide;
mengkombinasikan pengindeksan, pencarian pengetahuan dan teknologi informasi untuk membantu lembaga mengorganisasi data, informasi dan pengetahuan yang tersimpan di berbagai sumber, sehingga yang disajikan adalah informasi atau pengetahuan yang relevan saja;
mengorganisasikan dan menyediakan know-how yang penting, kapan dan bilamana diperlukan. Ini mencakup proses, prosedur, paten, bahan rujukan, formula, best practices, ramalan dan cara-cara mengatasi masalah. Secara teknologis, intranet, groupware, data warehouses, bulletin boards, dan sebagainya adalah sarana yang memungkinkan lembaga menyimpan dan menyebarkan pengetahuan;
memetakan sumber pengetahuan (knowledge mapping) baik secara online maupun offline, pelatihan, penuntunan, dan perlengkapan untuk akses pengetahuan.

Pengembangan infrastruktur informatika dan telekomunikasi (telematika) seperti diatas mengandung keyakinan terhadap potensi teknologi informasi untuk mendukung komunikasi ilmiah (scientific communication). Infratruktur ini diharapkan untuk menciptakan pola baru yang lebih efektif – efisien terutama dalam hal tukar-menukar informasi atau pengetahuan dalam memecahkan masalah dalam suatu penelitian, penyimpanan dan penemuan kembali (storage and retrieval) informasi atau pengetahuan ilmiah. Sebagai kesatuan penelitian (penelitian terpadu), teknologi informasi (intranet) yang ada di LIPI memungkinkan pengembangan jaringan kerja yang dapat mempelancar pengorganisasian kegiatan penelitian terpadu. Potensi ini beringgungan dengan konteks organisasional sehingga infrastuktur telematika tidak dapat disebut sebagai alat (tools) saja, melainkan adalah sebuah “socio-technical networks”, sehingga pengembangan infrastuktur ini merupakan pengembangan social informatics (Kling,2000).
Pengembangan sistem KM-LIPI, dengan demikian,bukan semata pemasangan jaringan fisik infrastruktur, melainkan pengembangan sebuah jaringan sosio-teknis yang secara spefisik diarahkan bagi pengembangan sebuah lembaga riset. Kegiatan penelitian di LIPI umumnya ,dan di penelitian Coastal Hinterland Interaction Programme (CHIP)
khususnya, adalah kesatuan informatika-sosial. Di dalam kesatuan ini, terdapat elemen
teknologi telematika maupun proses sosial yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh foci
of attention, pertumbuhan kegiatan, maupun kandungan intelektual dari penelitianpenelitian tentang sistem CHIP yang menyangkut berbagai disiplin ilmu (multi disiplin) untuk memecahkan suatu persoalan atau suatu solusi dari suatu permasalahan.

DASAR PEMIKIRAN: STRATEGI MENGELOLA PENGETAHUAN
Hansen, Nohria dan Tierney (1999) mengemukakan pada dasarnya bagaimana strategi organisasi mengelola pengetahuan terbagi atas dua ekstrim : strategi kodifikasi ( codification strategy) dan strategi personalisasi (personalization strategy). Bila pengetahuan diterjemahkan dalam bentuk eksplisit secara berhati-hati (codified) dan disimpan dalam basis data sehingga para pencari pengetahuan yang membutuhkannya dapat mengakses pengetahuan tersebut, maka cara mengelola seperti ini dikatakan menganut strategi kodifikasi. Namun pengetahuan tidak terdiri dari hanya eksplisit saja, melainkan juga pengetahuan terbatinkan. Pengetahuan terbatinkan amat sangat sulit Di terjemahkan ke dalam bentuk eksplisit. Oleh sebab itu pengetahuan-pengetahuan dialihkan dari satu pihak ke pihak lain melalui hubungan personal yang intensif, jadi disini fungsi utama jaringan komputer (intranet atau internet) disini bukan saja untuk menyimpan pengetahuan melainkan juga untuk memfasilitasi lalu lintas atau komunikasi di antara individu atau peneliti dalam organisasi yang sedang melakukan kegiatan penelitian baik mencari informasi atau memanfaatkan pengetahuan-pengetahuan baru untuk menunjang kegiatan penelitiannya.